Tujuh Keistimewaan Lailatul Qadar

KEISTIMEWAAN LAILATUL QADAR

Setiap muslim pasti menginginkan malam penuh kemuliaan, Lailatul Qadar. Malam ini hanya dijumpai setahun sekali. Orang yang beribadah sepanjang tahun tentu lebih mudah mendapatkan kemuliaan malam tersebut karena ibadahnya rutin dibanding dengan orang yang beribadah jarang-jarang. Adapun keistimewaan Lailatul Qadar adalah :

 Pertama, Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al Qur’an

Ibnu ‘Abbas dan selainnya mengatakan, “Allah menurunkan Al Qur’an secara utuh sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah yang ada di langit dunia. Kemudian Allah menurunkan Al Qur’an kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- tersebut secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi selama 23 tahun.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 403). Ini sudah menunjukkan keistimewaan Lailatul Qadar.

 

Kedua, Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan

Allah Ta’ala berfirman,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadar: 3). An Nakho’i mengatakan, “Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan.” (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 341). Mujahid, Qotadah dan ulama lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar. (Zaadul Masiir, 9: 191). Ini sungguh keutamaan Lailatul Qadar yang luar biasa.

 Ketiga,Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhon: 3). Malam penuh berkah ini adalah malam ‘lailatul qadar’ dan ini sudah menunjukkan keistimewaan malam tersebut, apalagi dirinci dengan point-point selanjutnya.

 Keempat, Malaikat dan juga Ar Ruuh -yaitu malaikat Jibril- turun pada Lailatul Qadar.

Keistimewaan Lailatul Qadar ditandai pula dengan turunnya malaikat. Allah Ta’ala berfirman,

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا

Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril” (QS. Al Qadar: 4)

Banyak malaikat yang akan turun pada Lailatul Qadar karena banyaknya barokah (berkah) pada malam tersebut. Karena sekali lagi, turunnya malaikat menandakan turunnya berkah dan rahmat. Sebagaimana malaikat turun ketika ada yang membacakan Al Qur’an, mereka akan mengitari orang-orang yang berada dalam majelis dzikir -yaitu majelis ilmu-. Dan malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena malaikat sangat mengagungkan mereka. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 407)

Malaikat Jibril disebut “Ar Ruuh” dan dispesialkan dalam ayat karena menunjukkan kemuliaan (keutamaan) malaikat tersebut.

Kelima, Lailatul Qadar disifati dengan ‘salaam’

Yang dimaksud ‘salaam’ dalam ayat,

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر

Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al Qadr: 5) yaitu malam tersebut penuh keselamatan di mana setan tidak dapat berbuat apa-apa di malam tersebut baik berbuat jelek atau mengganggu yang lain. Demikianlah kata Mujahid (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 407). Juga dapat berarti bahwa malam tersebut, banyak yang selamat dari hukuman dan siksa karena mereka melakukan ketaatan pada Allah (pada malam tersebut). Sungguh hal ini menunjukkan keutamaan luar biasa dari Lailatul Qadar.

 Keenam, Lailatul Qadar adalah malam dicatatnya takdir tahunan

Allah Ta’ala berfirman,

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (QS. Ad Dukhan: 4). Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya (12: 334-335) menerangkan bahwa pada Lailatul Qadar akan dirinci di Lauhul Mahfuzh mengenai penulisan takdir dalam setahun, juga akan dicatat ajal dan rizki. Dan juga akan dicatat segala sesuatu hingga akhir dalam setahun. Demikian diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, Abu Malik, Mujahid, Adh Dhohak dan ulama salaf lainnya.

Namun perlu dicatat -sebagaimana keterangan dari Imam Nawawi rahimahullah­ dalam Syarh Muslim (8: 57)bahwa catatan takdir tahunan tersebut tentu saja didahului oleh ilmu dan penulisan Allah. Takdir ini nantinya akan ditampakkan pada malikat dan ia akan mengetahui yang akan terjadi, lalu ia akan melakukan tugas yang diperintahkan untuknya.

 Ketujuh, Dosa setiap orang yang menghidupkan malam ‘Lailatul Qadar’ akan diampuni oleh Allah

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)

Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa yang dimaksud ‘iimaanan’ (karena iman) adalah membenarkan janji Allah yaitu pahala yang diberikan (bagi orang yang menghidupkan malam tersebut). Sedangkan ‘ihtisaaban’ bermakna mengharap pahala (dari sisi Allah), bukan karena mengharap lainnya yaitu contohnya berbuat riya’. (Lihat Fathul Bari, 4: 251)

Ya Allah, mudahkanlah kami meraih keistimewaan Lailatul Qadar dengan bisa mengisi hari-hari terakhir kami di bulan Ramadhan dengan amalan sholih.

Aamin Yaa Mujibas Saa-ilin.

 

Panduan Update Data PTK Padamu Negeri

Masih ingat Verval NUPTK, Pada Pangkalan data ber alamat padamu.siap.web.id atau istilah yang tersohornya Padamu Negeri. pada akun tersebut layaknya kemaren atau beberapa bulan yang lalu kita telah melakukan verivikasi dan validasi terutama data PTK pada kesempatan kali ini kita para ops khususnya kembali diharuskan mengupdate data-data PTK disekolah induk yang terbaru.

Padamu Negeri sendiri pada kesempatan kali ini mengupdate 4 fitur tambahan diantaranya:

  1. Fitur Ajuan NUPTK Baru.
  2. Fitur Edit Data dan Riwayat-Riwayat PTK.
  3. Fitur Mutasi Lokasi Tugas Sekolah Induk PTK.
  4. Fitur Penonaktifan PTK.

Hal itu telak dikhususkan bagi PTK yang telah berbintang 4. apakah ada perubahan data atau jika tak ada kenaikan pangkat atau lulusan pendidikan PTK yang telah berubah apakah perlu melakukan isian update data lagi.

Yang perlu kita benahi jika ada info terbaru atau jika ada kekurangan data yang dinput, akan lebih baik jika PTK yang bersangkutan yang mengerjakan, tidak mesti semuanya harus OPS, Karena sebenarnya ini tugas PTK yang bersangkutan OPS hanya pada ranah akun sekolah.
Lalu apakah perlu merubah data atau melakukan perubahan permanen jika tak ada yang berubah ?

Perlu jawabnya, karena ada fitur di riwayat dan prestasi tabel riwayat mengajar ini terutama yang jelas harus di update.

Untuk lebih jelasnya langsung saja download panduannya di bawah ini

PANDUAN UPDATE DATA PTK PADAMU NEGERI

Jangan Lupa Like dan comment sobat

 

Keuntungan Menambah Admin atau Operator Sekolah pada Layanan Padamu Negeri

Keuntungan Menambah Admin atau Operator Sekolah pada sistem Padamu Negeri

Menambah admin atau operator Sekolah pada sistem Padamu Negerisangat diperlukan. Mengapa? Seiring dengan perbaikan yang dilakukan oleh sistem Padamu Negeri, situs NUPTK, login sekolah dengan menggunakan NPSN dan akun institusi kini memilki akses terbatas. Saat login admin sekolah dengan menggunakan NPSN dan akun institusi hanya diberi hak akses kelola akun institusi, yaitu menambahkan, mengaktifkan, dan memblokir admin atau operator sekolah.

Sedangkan akses untuk mengelola akun institusi (termasuk akun sekolah) termasuk layanan NUPTK dan Siap Padamu Negeri tidak bisa. Sehingga saat login dengan menggunakan akun institusi akses untuk melakukan perubahan data PTK, Verval NUPTK, Pengajuan NUPTK, menonaktifkan dan memutasi PTK, serta pengelolaan Siap Administrasi Sekolah dan Siswa tidak bisa dilakukan.

Agar bisa melakukan pengelolaan pada sistem Padamu Negeri dan Siap Sekolah serta Siap Siswa, diharuskan malakukan penambahan admin atau operator sekolah yang login dengan menggunakan akun pribadi atau email. Apalagi jika sebelumnya hanya ada satu pemegang akun institusi maka harus ditambahkan Admin/Operator untuk bisa melakukan operasional pada layanan SIAP Online (termasuk SIAP PADAMU Negeri).

Untuk lebih jelasnya silahkan download artikel di bawah ini :

Keuntungan Menambah Admin atau Operator Sekolah pada sistem Padamu Negeri

 

 

Jangan lupa like dan komentarnya ya … demi perbaikan postingan berikutnya

Tutorial Aktivasi Ulang Operator Sekolah Pada Layanan Padamu Negeri

Tutorial aktivasi ulang ini dimaksudkan untuk bisa mengakses secara penuh layanan padamu negeri, adapun syarat-syarat umum untuk melakukan aktivasi ulang operator sekolah ini adalah :

1.  Operator yang akan didaftarkan harus memiliki email yang aktif

2.  Email tersebut harus terdaftar pada layanan siap online telkom

3.  Mengaktifkan token aktivasi layanan padamu negeri

Untuk lebih jelasnya silahkan download tutorial di bawah ini,

AKTIVASI ULANG OPERATOR SEKOLAH LAYANAN PADAMU NEGERI

Apabila ada yang kurang jelas silahkan komentar di postingan ini

This entry was posted on 19 Juli 2014. 2 Komentar

Menyelami Hakikat Puasa

Ramadhan adalah bulan yang memiliki kemuliaan diatas kemuliaan. Bagaimana tidak, bulan ini sendiri memiliki keutamaan diatas bulan-bulan yang lain. Di bulan ini ada syari’at puasa dan puasa adalah ibadah yang memiliki keutamaan tersendiri diatas ibadah-ibadah yang lain. Di bulan ini diturunkan Al-Qur`an dan Al-Qur`an adalah kitab paling mulia yang memiliki keutamaan diatas kitab-kitab suci yang lain. Dan di bulan ini pula terdapat lailatul qadar dan lailatul qadar adalah malam paling mulia yang memiliki keutamaan diatas malam-malam yang lain.

Bukan disini tempatnya membahas keutamaan-keutamaan tersebut. Yang akan dibahas disini adalah hal yang banyak luput dari kaum muslimin perihal puasa yang telah biasa mereka lakukan di setiap bulan Ramadhan. Hal ini seakan menjadi rahasia yang tersembunyi, banyak kaum muslimin yang tidak menyadarinya. Hal yang dimaksud adalah hakikat puasa, bahkan hakikatnya yang paling dalam, yang paling agung.

Sungguh disayangkan, kesempatan bulan Ramadhan yang memiliki keutamaan sangat agung itu banyak disia-siakan, pun tidak maksimal jika digunakan. Ketidak-sadaraan kaum muslimin terhadap hakikat puasa inilah yang turut menjadi sebab tidak maksimalnya kaum muslimin dalam mendulang pahala sebanyak mungkin di bulan Ramadhan.

Lalu apa hakikat puasa yang banyak luput dari kaum muslimin itu? Untuk mengetahuinya, kita perlu menelusuri pemahaman yang umum diketahui oleh kaum muslimin mengenai puasa. Jika ditanyakan kepada mereka, apa yang dimaksud dengan puasa? Kita akan mendapatkan kebanyakan jawaban mereka menyatakan bahwa puasa adalah menahan diri dari makan minum mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Atau mungkin kita mendengar jawaban yang lebih lengkap bahwa puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan tambahan “segala hal yang membatalkan puasa”.

Jawaban itu mencermirkan sejauh mana pemahaman kaum muslimin tentang hakikat puasa. Ternyata, pemahaman mereka sebatas sampai disitu saja. Mereka memahami bahwa puasa hanya sebatas menahan makan dan minum serta hal-hal yang membatalkan puasa saja. Dengan kata lain, capaian mereka dalam berpuasa terbatas hanya untuk mencapai puasa yang sah dan tidak batal. Selama puasa mereka sah, itu cukup bagi mereka. Mari kita anggap pemahaman seperti ini adalah pemahaman level pertama.

Seorang muslim yang pemahamannya lebih baik tentu tidak akan merasa cukup dan nyaman dengan pemahaman level pertama. Sebab, mereka tahu betapa banyak manusia yang puasanya sah namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam sebuah hadits shahih riwayat At-Thabrani dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 ,

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

“betapa banyak orang yang berpuasa, mereka tidak mendapatkan apapun dari puasanya melainkan hanya rasa lapar dan haus saja”.

Mengapa mereka hanya mendapatkan lapar dan haus saja? Karena mereka kehilangan pahala puasa mereka. Lalu mengapa mereka kehilangan pahala puasa? Karena puasa tidak menghalangi mereka dari melakukan perbuatan dosa dan maksiat, walaupun tidak sampai membatalkan puasa, seperti berbohong, bergosip, menyakiti orang lain, dan maksiat-maksiat lainnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga” (Latho’if Al Ma’arif, 1/168).

Oleh karena itu, tidak sekedar memahami puasa hanya sebagai ritual menahan makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa saja, orang-orang muslim yang memiliki pemahaman lebih baik memahami bahwa puasa adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dan juga dari segala hal yang dapat menghilangkan atau mengurangi pahala puasa.

Capaian mereka dalam berpuasa beralih dari hanya sekedar mencapai puasa yang sah, kepada mencapai puasa yang sah sekaligus berpahala. Dengan ini, mereka diganjar pahala di setiap puasa yang mereka lakukan dan mereka adalah orang-orang yang beruntung karena Allah ‘Azza wa Jalla sendiri yang akan membalas puasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى

“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim no. 1151)

Lihatlah, amalan lain selain puasa akan diganjar dengan 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Namun, khusus puasa, amalan ini Allah ‘Azza wa Jalla sendiri yang akan membalasnya. Ibnu Rojab rahimahullah berkata menjelaskan hadits ini dengan penjelasan yang sangat baik:

“Hadits ini berbicara tentang pengecualian puasa dari amalan yang dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan hingga 700 kebaikan yang semisal. khusus untuk puasa, tak terbatas lipatan ganjarannya dalam bilangan-bilangan tadi. Bahkan Allah ‘Azza wa Jalla akan melipatgandakan pahala orang yang berpuasa hingga bilangan yang tak terhingga. Alasannya karena puasa itu mirip dengan sabar. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman tentang ganjaran bagi orang-orang yang sabar,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dibalas dengan pahala tanpa batas.” (QS. Az Zumar [39]: 10). Ya! Tanpa batas!.

Apakah selesai sampai disini? Inikah hakikat puasa yang terdalam? Bahwa puasa adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dan juga dari segala hal yang menghilangkan atau mengurangi pahala puasa? Jawabannya tidak. Ini hanyalah pemahaman level kedua.

Ada lagi pemahaman yang lebih tinggi, dan ini adalah pemahaman yang paling tinggi, yang hanya difahami oleh orang-orang yang memiliki keimanan yang sangat tinggi. Mereka tidak cukup hanya mendapatkan pahala puasa saja sebab mereka menyadari keutamaan bulan Ramadhan, bahwa ia adalah diantara waktu-waktu yang mulia, bahkan sangat mulia dimana seluruh pahala amalan dilipatgandakan. Mereka tidak mau membuang kesempatan ini dengan sia-sia.

Inilah pemahaman tentang puasa yang tertinggi, hakikat puasa yang terdalam, yaitu bahwa puasa adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, dari segala hal yang menghilangkan atau mengurangi pahala puasa, dan dari sikap berlebihan dalam segala perkara mubah yang sia-sia, tidak berfaidah, atau kurang membawa manfaat.

Perhatikan tambahannya, “dan dari sikap berlebihan dalam segala perkara mubah yang sia-sia, tidak berfaidah, atau kurang membawa manfaat”. Ya! Ini yang banyak luput dari kaum muslimin. Sedikit sekali kaum muslimin yang menyadarinya. Kita lihat kebanyakan mereka menghabiskan waktu-waktu bulan Ramadhan dengan hal-hal yang sebenarnya kurang bermanfaat, atau bahkan tidak bermanfaat sama sekali. Ada yang menghabiskan waktunya dengan banyak tidur, sms-an, jalan-jalan, banyak berbelanja, banyak menonton TV, banyak membaca koran, internetan, banyak bermain dengan facebook atau tweeter, atau banyak bermain game komputer. Kita tahu bahwa memang semua itu pada dasarnya merupakan perkara mubah yang boleh-boleh saja dilakukan.

Namun, sungguh sangat disayangkan jika waktu-waktu emas bulan Ramadhan harus habis untuk hal-hal seperti itu. Sejatinya, tidak boleh ada sedetikpun dari Ramadhan kecuali kita isi dengan sesuatu yang membawa manfaat bagi dunia dan akhirat kita. Seluruh waktu di bulan Ramadhan seharusnya kita manfaatkan untuk mendulang pahala sebesar-besarnya dan ini tidak mungkin dilakukan kecuali dengan meninggalkan dan menahan diri dari sikap berlebihan dalam hal-hal yang kurang berfaidah tersebut.

Tentunya, ini sangat sulit dan berat untuk dilakukan kecuali bagi orang-orang yang dibantu dan dibimbing oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Bagaimana tidak? Kebanyakan kaum muslimin sudah terbiasa dengannya, terbiasa menghabiskan waktu mereka untuk hal-hal semacam itu, bahkan tidak hanya di bulan Ramadhan. Apalagi di bulan Ramadhan dimana siangnya mereka harus berpuasa, mengerjakan hal-hal semacam itu menjadi lebih asyik karena waktu seakan bergulir lebih cepat tak terasa. Puasa terasa menjadi “ lebih ringan” sebab tak terasa tiba-tiba waktu maghrib datang dan waktunya berbuka.

Oleh karena itu, meninggalkan hal-hal semacam ini butuh kesungguhan yang luar biasa. Dan terbayanglah betapa besar pahala orang-orang yang berhasil menahan diri mereka dari hal-hal ini dan beralih menghabiskan waktu Ramadhan mereka seluruhnya dalam rangka ibadah. Karena, kaidah mengatakan semakin terasa berat suatu amalan di hati, semakin besar pahalanya jika dikerjakan. Hal ini disebabkan karena ia mendapat pahala ekstra akibat melawan rasa berat dihatinya.

Ia lawan keinginannya sms-an, bermain facebook, tweeter, atau game-game komputer lalu ia ganti dengan memperbanyak dzikir, tilawah, dan shalat sunnah. Ia tahan keinginannya berjalan-jalan dan berbelanja lalu ia ganti dengan bersilaturrahim ke rumah saudara, atau mengunjungi fakir miskin dan memberi mereka sedekah. Ia tepis keinginannya menonton TV atau membaca koran lalu ia ganti dengan membaca buku-buku islam atau menghadiri dan mendengarkan kajian-kajian islam.

Mereka yang berhasil melakukannya adalah  orang-orang yang teruji keimanannya dan baik keislamannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

“diantara tanda-tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya” (HR. Tirmidzi no.2317 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albanirahimahullah).

Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hadits ini bermakna bahwa diantara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baik berupa perkataan atau perbuatan. Jika Islam seseorang itu baik, maka sudah tentu ia meninggalkan pula perkara yang haram, yang syubhat dan yang makruh, begitu pula berlebihan dalam hal mubah yang sebenarnya ia tidak butuh” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam 1/288-289). Di Bulan Ramadhan, hadits ini tentu lebih berhak lagi untuk diamalkan.

 Demikianlah hakikat puasa yang terdalam, bahwa puasa tidak hanya sekedar ritual menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa agar puasanya sah, dan juga tidak hanya sekedar menahan diri dari segala hal yang menghilangkan atau mengurangi pahala puasa agar puasanya bernilai pahala, akan tetapi juga menahan diri dari sikap berlebihan dalam segala perkara mubah yang sia-sia, tidak berfaidah, atau kurang membawa manfaat, agar pahala yang ia dapatkan maksimal, semaksimal-maksimalnya. Inilah pemahaman level ketiga, level yang tertinggi. Bahkan ini dapat menjadi ajang latihan bagi seorang hamba sehingga ia tetap dalam keadaan seperti ini di luar bulan Ramadhan, tidak berlebihan dalam perkara-perkara mubah yang kurang bermanfaat.

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla membimbing kita untuk mengamalkan hakikat puasa yang terdalam ini, membuat diri kita istiqamah dalam mengamalkannya, serta membantu kita dalam menepis rintangan-rintangan dalam mengamalkannya.

Wa shallallahu ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa `aalihi wa ashhaabihi wa sallam.

Buka Bersama KKM MTs. Negeri Pandaan Tahun 2014

Acara buka bersama KKM MTs. Negeri Pandaan bersama anggota yang diadakan tanggal 12 Juli 2014 bertempat di MTs Al-Kautsar Dukuh Kotorejo Pandaan yang juga di hadiri oleh Ketua KKM Bapak Drs. H. Imam Ghazali, M.PdI dan Pengawas PAI/SL Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan Bapak Drs. Sadjid, M.Sc

2014-07-12 17.43.02   2014-07-12 17.43.14

Workshop Penyempurnaan Dokumen KTSP Versi Kurikulum 2013

Workshop penyempurnaan dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) versi Kurikulum 2013 yang diadakan di Aula MTs. Negeri Pandaan pada hari Selasa tanggal 08 Juli 2014. Acara tersebut merupakan trobosan terbaru KKM MTs. Negeri Pandaan yang dihadiri Kepala Madrasah dan Waka Kurikulum dari 24 lembaga di bawah naungan MTs. Negeri Pandaan.  Sebagai nara sumber kegiatan tersebut Ibu Nur El-Huda, M.PdI bersama Ketua KKM MTs. Negeri Pandaan Bapak Drs. H. Imam Ghazali, M.PdI.

2014-07-08 10.12.47